Batik adalah kain bergambar
yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan
malam pada kain, kemudian pengolahannya diproses dengan cara
tertentu.
Proses pengerjaan batik kemudian disebut dengan membatik, Batik
pertama kali dipergunakan oleh bangsawan kraton di Jawa sebagai
busana untuk segala keperluan baik untuk keperluan sehari-hari,
busana keprabon atau untuk menghadiri upacara-upacara. Kain batik itu
dahulu dibuat oleh para putri sultan sejak masih mori, diproses,
hingga menjadi kain batik siap pakai. Semua dikerjakan oleh para
putri dibantu kerabat dan abdi dalem keparak atau abdi dalem bedaya.
Sebagai perempuan Jawa ada keharusan bisa membatik karena membatik
sama dengan melatih kesabaran, ketekunan, olah rasa, dan karsa.
Nilai luhur
yang menjadi tujuan utama dalam proses pembuatan batik kemudian juga
dituangkan kedalam pemaknaan ragam hias batik yang dibuat mengandung
pemaknaan yang menggambarkan harapan maupun tujuan kepada yang
menggunakan batik ini. Pemaknaan ini dapat dilihat dari motif Kawung
yang secara formalistis dibentuk dari empat bulatan yang mengelilingi
pusat, yang dalam budaya Jawa dikenal dengan istilah keblat papat
lima pancer, yang dijabarkan menjadi empat sumber tenaga alam atau
empat penjuru mata angin yaitu timur, merupakan arah matahari terbit,
awal dimulainya kehidupan sebagai simbol sumber tenaga dan energi.
Selatan, arah terik matahari yang dapat dihubungkan dengan zenit atau
puncak segalanya. Arah barat, merupakan arah matahari terbenam dimana
manusia telah menemukan ketenangan, kematangan, tetapi juga merupakan
arah menurunnya keberuntungan. Utara, merupakan arah kematian,
saatnya manusia kembali kepada Sang Pencipta. Konsep dengan kekuasaan
yang dikelilingi oleh empat sumber itu disebut mancapat.